Pada tanggal 01 Juni 2024, Desa Bulupayung, Kesugihan menggelar pagelaran wayang kulit sebagai wujud peringatan Hari Bumi. Acara ini diselenggarakan oleh Pemerintah Desa Bulupayung bekerjasama dengan seniman dan budayawan setempat.
Kegiatan ini diawali dengan serangkaian upacara adat “selamatan bumi” yang dipimpin oleh tetua desa. Ritual ini bertujuan untuk memohon keselamatan dan keberkahan bagi Ibu Pertiwi serta mempererat hubungan antara manusia dan alam. Setelah prosesi ritual selesai, dilanjutkan dengan pagelaran wayang kulit yang mengangkat cerita “Murwakala”.
Cerita Murwakala merupakan salah satu episode dalam epos Mahabharata yang mengisahkan tentang asal-usul Batara Kala, penguasa alam bawah. Dalam pertunjukan ini, dalang menyampaikan pesan-pesan filosofis tentang menjaga keseimbangan alam, menghargai alam, serta menjalin harmonisasi antara manusia dan lingkungan.
Antusias warga Desa Bulupayung dan desa-desa sekitarnya sangat tinggi. Ribuan warga memadati halaman pendopo balai desa untuk menyaksikan pagelaran wayang kulit yang berlangsung hingga larut malam. Mereka tidak hanya menikmati pertunjukan, namun juga terlibat aktif dalam ritual dan diskusi bersama para sesepuh desa.
Kepala Desa Bulupayung, Bapak Ahmad Badari, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan upaya untuk melestarikan budaya lokal sekaligus menumbuhkan kesadaran warga akan pentingnya menjaga lingkungan. Ia berharap, tradisi ini dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain dalam memperingati Hari Bumi.
“Pagelaran wayang kulit ini mengandung nilai-nilai luhur yang sangat relevan dengan isu lingkungan saat ini. Kami berharap acara ini dapat menginspirasi warga untuk lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap kelestarian bumi,” ujar Bapak Ahmad Badari.